Strategi Rekonstruktif guna Pengembangan Wisata Sejarah Pabrik Gula berbasis Heritage-Tourism Full Services


Tema : Pengembangan Wisata Sejarah Pabrik Gula

Strategi Rekonstruktif guna Pengembangan Wisata Sejarah  Pabrik Gula berbasis
Heritage-Tourism  Full Services

Gula dan  manis adalah sepasang  kata yang tidak cukup untuk menggambarkan betapa manisnya berwisata di “heritage “ trend baru wisata pabrik gula. Kita tidak mungkin menutup mata melihat perkembangan zaman yang silih berganti dengan life-style yang beragam pula sehingga manusia butuh objek wisata yang extraordinary. Tampaknya sayang melewatkan kesempatan ini. Bangunan-bangunan tua yang menjadi pilar-pilar kokoh peninggalan negeri “kincir angin” selain menawarkan sejuta manis dari produksi gula buat campuran “teh”atau “kopi” manis juga mampu menawarkan paket wisata yang memanjakan mata dan batin.
Bukan hanya sebuah potensi bisnis gula. Sebuah potret cikal wisata bangunan kuno terpapar dari pabrik-pabrik  gula yang sudah berumur ratusan tahun ini. Berikut pabrik gula tersebut yang telah dicanangkan pemerintah sebagai tempat wisata, yang dikelola oleh PTPN X yang sekaligus berpotensi sebagai objek wisata diantaranya : Watoetoelis, Toelangan, Kremboong (ketiga di Sidoarjo), Gempolkrep (Mojokerto), Djombang Baru, Tjoekir (Jombang), Lestari (Nganjuk), Meritjan, Pesantren Baru, Ngadiredjo (Kediri) dan Modjopanggoong (Tulungagung). Mereka adalah tempat-tempat yang cukup menawan. Namun satu hal yang masih mengganjal adalah pengembangan area wisata masih minim. Hal tersebut tentu krusial dilakukan agar menjadi lebih persuasif menjual estetika. Tentunya harapan besar mampu  menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Disini penulis mencoba menggambarkan tentang suatu portofolio ide sederhana (namun) harapannya bisa aplikatif dalam ekspansi pengembangan dan promosi pemasaran yang strategis.
Berikut beberapa langkah strategis  yang potensi dilakukan :
1.     Re-Konstruksi Internal .
Re-Konstruksi internal yakni melakukan kegiatan pembenahan lingkungan sekitar area pabrik gula sehingga lebih kondusif, menciptakan atmosfer “nuansa” Belanda sebagaimana asalnya. Perlu adanya pemeliharaan cagar kuno berupa  benda –benda  peninggalan Belanda seperti kereta api kuno bermesin  ketel uap yang sangat khas. Tulisan karakter huruf yang tampak tua. Hingga kondisi batu bata bangunan yang masih asri seharusnya tetap dipertahankan. Hal ini penting dilakukan mengingat heritage berupa bangunan tua di beberapa daerah di nusantara , hampir semua sudah mengalami pemugaran. Jika memungkinkan bangunan tetap dipertahankan unsur “tua” tapi tetap elegan sebagai pemantik minat frekuensi kunjungan wisatawan.
2.     Re-Konstruksi Eksternal
Adapun maksud dari istilah rekosntruksi eksternal adalah menghijaukan area sekitar pabrik gula. Hijau adalah simbol kehidupan yang tidak terpisah antara masa lampau dan masa sekarang maupun masa depan. Jika perlu direkonstruksi ulang berupa penataan pertanaman landscape agar kembali ke posisi semula di saat bangunan itu pertama kali dibangun (replika ulang).  Nilai tambah dari keberadaan space hijau ini adalah memberi nuansa segar dan kesan hidup. Jenis tanaman yang dipilih pun adalah tanaman-tanaman yang tumbuh pada zaman dekade silam, pada saat negara Belanda masih memduduki bangunan tersebut. Tampaknya pohon beringin menjadi pilihan yang tepat” kesan”mistis “akan menjadi lekat dengan banagunan  tua bersejarah. Hingga tanaman hias masa silam yang sarat makna di masa lampau. Jangan lupa meletakkan ornamen berupa senjata zaman Belanda berupa meriam, yang bisa dipasang disetiap “gate” atau pintu utama masuk pabrik gula. Nuansa semi museum akan  lebih baik mencitrakan objek wisata bersejarah.
3.     One Package, One Site
Selain itu, langkah yang dapat ditempuh adalah gencar mempromosikan situs bangunan pabrik gula yang dibubuhkan pada kemasan gula dengan cara “satu situs bangunan untuk satu kemasan gula dalam berbagai ukuran”= one package one site”. Promosi dengan jalan seperti ini akan menyadarkan konsumen gula bahwa produk yang mereka beli adalah produksi pabrik gula bersejarah. Strategi ini nampaknya akan sukses menghipnotis konsumen untuk setidaknya membaca dan mencoba berkunjung ke situs pabrik gula yang tertera dikemasan. Setidaknya setiap kemasan memiliki 1 dari 11 situs yang ada di jajaran PTPN X. Satu situs tersebut memuat paket wisata dan objek kunjungan bagi calon wisatawan. Hal yang divisualisasikan di kemasan adalah berupa gambar fisik bangunan situs pabrik gula alamat serta rujukan ke domain website Heritage Tourism Company yang dimaksud (berupa e.g http//ptpn-watoetoles.com ), dengan begitu pengunjung akan mudah mengakses ke dunia maya. Harapannya calon pengunjung akan punya inisiatif untuk “searching” sendiri setelah membeli gula berlabel promo wisata.
4.     Uniform Heritage –Guide’n Services
Selain itu hal yang bisa dilakukan dalam promosi situs wisata sejarah pabrik gula ini adalah menciptakan keseragaman pakaian yang mencerminkan kerapian dan pelayanan yang serius. Saran dari penulis adalah memakai “Uniform Heritage” yakni baju seragam berupa kostum ala  negeri Belanda. Hal ini penting untuk dilakukan mengingat bahwa situs objek wisata yang dikunjungi adalah peninggalan atau warisan arsitektur Belanda sehingga memberi nuansa ke-Eropaan. Pengunjung akan dihipnotis seakan-akan berada di zaman penjajahan Belanda.

5.     Languages dan Properties
Tentunya pengunjung yang akan bertandang tidak hanya wisatawan domestik tetapi juga lintas negara. Oleh karena itu dibutuhkan karyawan yang kredibel dalam menjelaskan seluk beluk bangungan dan sejarahnya. Bahkan lebih baik lagi jika wisatawam mancanegara dipandu oleh karyawan yang khusus menggunakan seragam dan Bahasa Belanda. Merekrut karyawan sebaiknya yang memiliki kemampuan bahasa Indonesia dan Bahasa Belanda serta bahasa-bahasa asing yang mendunia lainnya. Sebaiknya calon karyawan terpilih tersebut lancar berbahasa baik oral maupun tulisan yang akan menambah atmosfer wisata warisan bangunan bersejarah Belanda tersebut. Selain bahasa yang penting adalah properti yang ada diantaranya berupa peta zona spot wisata, poster struktur kepengurusan awal pabrik dibuat(tentu perlu telisik ulang), photo dokumentasi kegiatan produksi gula zaman dahulu di pabrik gula bersangkutan hingga deskripsi alat dan mesin yang beroperasi di pabrik dan informasi penting lainnya .
Demikian tulisan singkat saya semoga bisa menjadi “mapping” sederhana untuk kemajuan Wisata Warisan Peninggalan (Heritage Tourism) khususnya pabrik Gula yang kontributif guna pengembangan pariwasata bangunan di Indonesia yang tidak hanya dikenal dunia tetapi juga internasional.
MAJULAH PARIWISATA INDONESIA, MARILAH KITA BELAJAR PERADABAN DENGAN BERWISATA SEJARAH DI PABRIK GULA!
Ditulis oleh : Muhammad  Aksan, Mahasiswa UMY , 2012
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS