Strategi Rekonstruktif guna Pengembangan Wisata Sejarah Pabrik Gula berbasis Heritage-Tourism Full Services
Posted in |
at
10:38 AM
Tema
: Pengembangan Wisata Sejarah Pabrik Gula
Strategi Rekonstruktif
guna Pengembangan Wisata Sejarah Pabrik
Gula berbasis
Heritage-Tourism Full Services
Gula
dan manis adalah sepasang kata yang tidak cukup untuk menggambarkan
betapa manisnya berwisata di “heritage “
trend baru wisata pabrik gula. Kita tidak mungkin menutup mata melihat
perkembangan zaman yang silih berganti dengan life-style yang beragam pula sehingga manusia butuh objek wisata
yang extraordinary. Tampaknya sayang
melewatkan kesempatan ini. Bangunan-bangunan tua yang menjadi pilar-pilar kokoh
peninggalan negeri “kincir angin” selain menawarkan sejuta manis dari produksi
gula buat campuran “teh”atau “kopi” manis juga mampu menawarkan paket wisata
yang memanjakan mata dan batin.
Bukan hanya sebuah potensi bisnis
gula. Sebuah potret cikal wisata bangunan kuno terpapar dari pabrik-pabrik gula yang sudah berumur ratusan tahun ini.
Berikut pabrik gula tersebut yang telah dicanangkan pemerintah sebagai tempat
wisata, yang dikelola oleh PTPN X yang sekaligus berpotensi sebagai objek
wisata diantaranya : Watoetoelis, Toelangan, Kremboong (ketiga di Sidoarjo),
Gempolkrep (Mojokerto), Djombang Baru, Tjoekir (Jombang), Lestari (Nganjuk),
Meritjan, Pesantren Baru, Ngadiredjo (Kediri) dan Modjopanggoong (Tulungagung).
Mereka adalah tempat-tempat yang cukup menawan. Namun satu hal yang masih
mengganjal adalah pengembangan area wisata masih minim. Hal tersebut tentu
krusial dilakukan agar menjadi lebih persuasif menjual estetika. Tentunya
harapan besar mampu menarik wisatawan
baik domestik maupun mancanegara.
Disini penulis mencoba
menggambarkan tentang suatu portofolio ide sederhana (namun) harapannya bisa aplikatif dalam ekspansi pengembangan dan
promosi pemasaran yang strategis.
Berikut beberapa langkah strategis yang potensi dilakukan :
1. Re-Konstruksi Internal .
Re-Konstruksi internal yakni
melakukan kegiatan pembenahan lingkungan sekitar area pabrik gula sehingga
lebih kondusif, menciptakan atmosfer “nuansa” Belanda sebagaimana asalnya.
Perlu adanya pemeliharaan cagar kuno berupa benda –benda peninggalan Belanda seperti kereta api kuno bermesin ketel uap yang sangat khas. Tulisan karakter
huruf yang tampak tua. Hingga kondisi batu bata bangunan yang masih asri
seharusnya tetap dipertahankan. Hal ini penting dilakukan mengingat heritage berupa bangunan tua di beberapa
daerah di nusantara , hampir semua sudah mengalami pemugaran. Jika memungkinkan
bangunan tetap dipertahankan unsur “tua” tapi tetap elegan sebagai pemantik minat
frekuensi kunjungan wisatawan.
2. Re-Konstruksi Eksternal
Adapun
maksud dari istilah rekosntruksi eksternal adalah menghijaukan area sekitar
pabrik gula. Hijau adalah simbol kehidupan yang tidak terpisah antara masa
lampau dan masa sekarang maupun masa depan. Jika perlu direkonstruksi ulang
berupa penataan pertanaman landscape
agar kembali ke posisi semula di saat bangunan itu pertama kali dibangun
(replika ulang). Nilai tambah dari
keberadaan space hijau ini adalah
memberi nuansa segar dan kesan hidup. Jenis tanaman yang dipilih pun adalah
tanaman-tanaman yang tumbuh pada zaman dekade silam, pada saat negara Belanda
masih memduduki bangunan tersebut. Tampaknya pohon beringin menjadi pilihan
yang tepat” kesan”mistis “akan menjadi lekat dengan banagunan tua bersejarah. Hingga tanaman hias masa silam
yang sarat makna di masa lampau. Jangan lupa meletakkan ornamen berupa senjata
zaman Belanda berupa meriam, yang bisa dipasang disetiap “gate” atau pintu
utama masuk pabrik gula. Nuansa semi museum akan lebih baik mencitrakan objek wisata
bersejarah.
3. One
Package, One Site
Selain
itu, langkah yang dapat ditempuh adalah gencar mempromosikan situs bangunan
pabrik gula yang dibubuhkan pada kemasan gula dengan cara “satu situs bangunan untuk satu kemasan gula dalam berbagai ukuran”= one
package one site”. Promosi dengan jalan seperti ini akan menyadarkan konsumen
gula bahwa produk yang mereka beli adalah produksi pabrik gula bersejarah.
Strategi ini nampaknya akan sukses menghipnotis konsumen untuk setidaknya
membaca dan mencoba berkunjung ke situs pabrik gula yang tertera dikemasan. Setidaknya
setiap kemasan memiliki 1 dari 11 situs yang ada di jajaran PTPN X. Satu situs
tersebut memuat paket wisata dan objek kunjungan bagi calon wisatawan. Hal yang
divisualisasikan di kemasan adalah berupa gambar fisik bangunan situs pabrik
gula alamat serta rujukan ke domain website Heritage
Tourism Company yang dimaksud (berupa e.g http//ptpn-watoetoles.com ), dengan
begitu pengunjung akan mudah mengakses ke dunia maya. Harapannya calon
pengunjung akan punya inisiatif untuk “searching” sendiri setelah membeli gula
berlabel promo wisata.
4. Uniform Heritage –Guide’n Services
Selain
itu hal yang bisa dilakukan dalam promosi situs wisata sejarah pabrik gula ini
adalah menciptakan keseragaman pakaian yang mencerminkan kerapian dan pelayanan
yang serius. Saran dari penulis adalah memakai “Uniform Heritage” yakni baju seragam berupa kostum ala negeri Belanda. Hal ini penting untuk
dilakukan mengingat bahwa situs objek wisata yang dikunjungi adalah peninggalan
atau warisan arsitektur Belanda sehingga memberi nuansa ke-Eropaan. Pengunjung
akan dihipnotis seakan-akan berada di zaman penjajahan Belanda.
5. Languages dan Properties
Tentunya
pengunjung yang akan bertandang tidak hanya wisatawan domestik tetapi juga
lintas negara. Oleh karena itu dibutuhkan karyawan yang kredibel dalam
menjelaskan seluk beluk bangungan dan sejarahnya. Bahkan lebih baik lagi jika wisatawam
mancanegara dipandu oleh karyawan yang khusus menggunakan seragam dan Bahasa
Belanda. Merekrut karyawan sebaiknya yang memiliki kemampuan bahasa Indonesia
dan Bahasa Belanda serta bahasa-bahasa asing yang mendunia lainnya. Sebaiknya
calon karyawan terpilih tersebut lancar berbahasa baik oral maupun tulisan yang
akan menambah atmosfer wisata warisan bangunan bersejarah Belanda tersebut.
Selain bahasa yang penting adalah properti yang ada diantaranya berupa peta
zona spot wisata, poster struktur kepengurusan awal pabrik dibuat(tentu perlu
telisik ulang), photo dokumentasi kegiatan produksi gula zaman dahulu di pabrik
gula bersangkutan hingga deskripsi alat dan mesin yang beroperasi di pabrik dan
informasi penting lainnya .
Demikian
tulisan singkat saya semoga bisa menjadi “mapping”
sederhana untuk kemajuan Wisata Warisan Peninggalan (Heritage Tourism) khususnya
pabrik Gula yang kontributif guna pengembangan pariwasata bangunan di Indonesia
yang tidak hanya dikenal dunia tetapi juga internasional.
MAJULAH PARIWISATA INDONESIA, MARILAH
KITA BELAJAR PERADABAN DENGAN BERWISATA SEJARAH DI PABRIK GULA!
Ditulis
oleh : Muhammad Aksan, Mahasiswa UMY ,
2012
Subscribe to:
Posts (Atom)