MAKALAH PENYIAPAN BAHAN TANAM PRBT
Posted in |
at
4:24 AM
LAPORAN PRAKTIKUM
PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA
TANAMAN
SUB PENYEDIAAN BAHAN TANAM
Perbanyakan Bahan Tanam Secara Vegetatif Buatan melalui
Cangkok,Okulasi dan Stek Batang

Disusun oleh :
Nama : Muhammad Aksan
NIM : 20090210023
Prodi : Agroeteknologi
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2010/2011
I.
TUJUAN
Mendapatkan benih
atau bibit dengan cara perbanyakan secara vegetatif buatan yang diharapkan
memiliki kualitas yang sama dengan induknya disertai hasil yang lebih
berkualitas (cepat berbuah dan memiliki siaf unggul lainnya).
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Perbanyakan
tanaman memiliki beberapa jenis cara, diantaranya adalah perbanyakan segara
genetatif maupun vegetatif. Perbanyakan
secara generatif dengan penyerbukan benang sari, biji, sedangkan perbanyakan
secara vegetatif yaitu ada yang secara alami dan buatan. Vegetatif buatan,
dengan bantuan manusia yaitu;
a.
Mencangkok, yaitu dengan mengupas kulit
sampai ke bagian kayunya. Bagian yang licin dari kayu yaitu kambium harus
dibuang, selanjutnya ditutup dengan tanah basah yang subur kemudian dibungkus.
Contoh: jeruk, mangga, jambu, rambutan dan tumbuhan berkambium lainnya.
b.
Menempel atau okulasi, yaitu dengan
menempelkan mata tunas dari suatu tanaman ke mata tunas tanaman lainnya yang
sejenis.
c.
Menyambung (mengenten/kopulasi) yaitu
menggabungkan bagian tanaman satu ke bagian tanaman lain untuk mendapatkan
tanaman baru yang memiliki sifat lebih baik.
d.
Stek, yaitu memotong batang atau
daun untuk ditanam di tempat lain. Ada stek batang dan stek daun. Contoh stek
batang: singkong, ketela rambat, sirih, lada dan lain-lain. Contoh stek daun:
cocor bebek
e.
Merunduk, yaitu dengan merundukkan
batang atau cabang yang dibengkokkan ke bawah serta ditimbuni tanah untuk menimbulkan
akar-akar baru. Contoh: apel, alamanda.
Ø
Keuntungan memperbanyak secara
vegetatif:
-
Diperoleh sifat keturunan baru
sama dengan induknya
-
Lebih cepat memperoleh hasil
(berbuah)
Ø
Kerugian memperbanyak secara vegetatif:
-
Tanamannya tidak sekokoh bila ditanam
dari biji generatif
-
Jumlah turunan baru yang diperoleh dalam
waktu tertentu terbatas
-
Tanaman induk akan menderita bila terlalu
banyak bagian tanaman yang distek atau dicangkok.
Macam Perbanyakan
|
Kelemahan
|
Kelebihan
|
Mencangkok
|
-
Cepat berbuah
-
Memilik sifat
sama dengan induknya
-
Pohon tidak
tinggi
|
-
Mudah roboh
-
Mudah terserang hama
|
Okulasi
|
- Ada beberapa warna di satu pohon
- Menjadi tanaman yang baru sifatnya.
|
-Mudah gagal jika salah dalam
prosedur
-perlu tenaga ahli
|
Stek
|
-
Praktis
-
Cepat, murah,mudah
-
mempunyai sifat yang persis sama dengan induknya, terutama dalam
hal bentuk buah, ukuran, warna rasanya.
-
Tanaman asal setek ini bisa ditanam pada tempat yang permukaan
air tanahnya dangkal,karena tanaman asal setek tidak mempunyai akar tunggang.
|
-
Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi
angin kencang tanaman menjadi mudah roboh.
-
Apabila musim kemarau
panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan.
|
Ø Kriteria
tanaman yang akan dijadikan batang bawah:
-
Mampu beradaptasi atau tumbuh kompak dengan
batang atasnya, sehingga batang bawah ini mampu menyatu dan menopang
pertumbuhan batang atasnya
-
Tanaman dalam kondisi sehat.
-
Sistem perakarannya baik dan dalam serta
tahan terhadap keadaan tanah yang kurang menguntungkan, termasuk hama dan
penyakit yang ada dalam tanah.
-
Tidak mengurangi kualitas dan kuantitas
buah pada tanaman yang disambungkan/diokulasi.
Ø Kriteria
tanaman yang akan dijadikan sebagai batang atas:
-
Mampu beradaptasi atau tumbuh kompak dengan
batang bawahnya, sehingga batang atas ini mampu menyatu dan dapat berproduksi
dengan optimal.
-
Cabang dari pohon yang sehat,
pertumbuhannya normal dan bebas dari serangan hama dan penyakit
-
Cabang berasal dari pohon induk yang
sifatnya benar-benar yang seperti kita kehendaki, misalnya berbuah lebat dan
berkualitas tinggi.
III. ALAT
DAN BAHAN
Ø Alat-alat
yang diperlukan:
Pisau yg kuat dan
tajam, Serabut kelapa atau plastik kresek, Tali atau karet ban dalam bekas,
gunting stek.
Ø Bahan-bahan
yang diperlukan:
Tanah yang subur, batang mangga, tunas tanaman, batang
pohon srikaya, air.
IV. CARA
KERJA
Cara Mencangkok
1.
Pastikan bahwa induk tanaman adalah dari
varietas unggul, agar hasilnya nanti adalah bibit unggul juga. Pilih cabang
atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda.
2.
Tentukan cabang yg lurus dan cukup besar
agar nanti pohon cukup kuat untuk mandiri. Kira-kira berdiameter 3 cm.
3.
Selanjutnya, Kuliti hingga bersih cabang
atau ranting tersebut sepanjang 5-10 cm. Kerat pangkal cabang menggunakan
pisau. Kerat sekali lagi dari keratan pertama berjarak sekitar satu kepalan
tangan atau 5 cm.
4.
Buang kulit antara keratan tadi.
5.
Setelah kulit kayu bersih, kerok
lendir/getah sampai bersih dan kayu tidak licin lagi.
6.
Ambil serabut kelapa atau plastik secukupnya
ikat bagian bawah dulu.
7.
Bentuk sedemikian rupa sehingga
membentuk penampung, isi dengan campuran tanah yg sudah dipersiapkan. Isian
harus cukup padat dengan cara ditekan-tekan.
8.
Ikat bagian atas serabut atau plastik
dan pastikan campuran tanah tertutup rapat.
9.
Buat lubang-lubang utk pembuangan air
berjarak 1 cm antar lubangnya (jika medianya adalah plastik).
10.
Siram air sampai air menetes dari
cangkokan.
11.
Tunggulah sekitar 4-6 minggu sebelum
cangkokan siap dipisahkan dari induknya. Ingat selalu utk menyirami cangkokan
setiap pagi dan sore hari. Utk memastikan bahwa tanaman yg dicangkok sudah
jadi, check apakah sudah keluar akar yg cukup banyak, biasanya sampai menembuas
plastik atau serabut pembungkus. Jika kondisi ini sudah memenuhi syarat, potong
tanaman dari induknya. Sebaiknya memotong menggunakan gergaji agar tanaman
tidak rusak
Cara
mengokulasi:
- Memilih bibit dari biji yang sudah berumur 6-8 bulan sebagai batang bawah.
- “Jendela” okulasi dibuat pada ketinggian 10 cm dari permukaan tanah dengan ukuran jendela 1 cm x 5 cm
- Mata entres yang akan digunakan sebagai batang atas dipilih dari tunas cabang yang sehat.
- Ukuran mata entres yang telah diambil dari cabang entres dibuat lebih kecil dari ukuran “jendela” okulasi.
- Kemudian mata entres ditempelkan atau dimasukkan didalam jendela, diikat rapat dengan menggunakan tali rafia atau plastik.
- Periksalah okulasi 2-3 minggu kemudian.Okulasi berhasil tumbuh bila warna tunas tetap hijau. Bila berwarna cokelat berarti okulasi gagal.
Cara menyetek:
1.
Stek ini diambil dari batang atau cabang
pohon induk yang akan kita perbanyak dan pilih batanag yang tidak terlalu tua
dan juga tidak terlalu muda
2.
Gunting stek yang digunakan harus tajam
agar bekas potongan rapi. Bila kurang tajam
batang bisa rusak atau memar.
3.
Pada saat mengambil stek batang, pohon
induk harus dalam keadaan sehat dan tidak sedang bertunas.
4.
Yang dijadikan stek biasanya adalah bagian
pangkal dari cabang. Pemotongan cabang diatur kira-kira 0.5 cm di bawah mata
tunas yang paling bawah dan untuk ujung bagian atas sejauh 1 cm dari mata tunas
yang paling atas.
5.
Kondisi daun pada cabang yang hendak diambil
sebaiknya berwarna hijau tua. Dengan demikian seluruh daun dapat melakukan
fotosintesis yang akan menghasilkan zat makanan dan karbohidrat. Nantinya zat
ini akan disimpan dalam organ penyimpanan antara lain di batang. Karbohidrat
pada batang ini penting sebagai sumber energi yang dibutuhkan pada waktu
pembentukan akar baru.
6.
Ukuran besar cabang yang diambil cukup
sebesar kelingking. Diameter sekitar 1 cm dengan panjang antara 10-15 cm.
Cabang tersebut memiliki 3-4 mata tunas.
7.
Kondisi batang pada saat pengambilan berada
dalam keadaan setengah tua dengan warna kulit batang biasanya coklat muda
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
Percobaan
Data hasil praktikum:
Percobaan
|
Keberhasilan
|
Keterangan
|
1.
Mencangkok
Pohon jeruk
|
Gagal
|
Tidak tumbuh akar
|
2.
Okulasi
Tunas mangga
|
Gagal
|
Daun pada mata tunas layu, berwarna kecokelatan
|
3.
Stek batang
|
Gagal
|
Tidak tumbuh tunas
|
2.
Pembahasan
Pada perbanyakn
tanaman secara cangkok akar dapat tumbuh
cangkok karena aliran zat makanan berupa unsur hara karbohidrat dan auksin
yakni hormon tumbuh yang mendorong keluarnya akar mengalir ke bawah melalui
kulit kayu (phloem) dan tertahan di
bagian keratan sebelah atas, sehingga pada keratan bagian atas penimbunan
karbohidrat dan hormon jadi meningkat dan berbentuk kalus yang berubah menjadi akar tanaman. Namun pada hasil praktikum pencangkokan akar tidak tumbuh akar,
kegagalan ini kemungkinan besar disebabkan karena kurang bersihnya pengeratan kambium pada batang induk, selain itu
hal sangat mempengaruhi keberhasilan ini adalah jarang dilakukannya penyiraman
pada cangkokannya sehingga tanah didalamnya kering dan menyebabkan terhambatnya
rangsangan akar tumbuh (keluar).
Pada
Percobaan perbanyakan dengan cara okulasi pun juga mengalami kegagalan, yaitu
daun pada tunas layu dan berwarna coklat. Kegagalan ini bisa disebabkan oleh
berbagai sebab, yaitu diantaranya karena pelaksanaan okulasi disiang hari, kurang
telitinya dalam memilih cabang, media yang terlalu kering karena jarangnya
dilakukan penyiraman dan tanaman langsung terkena sinar matahari yang kemudian
berakibat pada kelayuan dan pada bagian okulasi daun berubah warna menjadi
coklat, serta alat yang digunakan untuk okulasi kurang bersih. Seharusnya, perbanyakan
secara okulasi ini disarankan penyiramannya cukup (media cukup basah). Tetapi
hal tersebut bisa diatasi
dengan menempel di tempat yang teduh, terhindar dari sinar matahari langsung.
Kebersihan alat okulasi, silet yang akan digunakan langsung kita belah dua saat
masih dalam bungkusan kertas, sehingga silet/cutter/pisau
kerat kita tetap dalam kondisi bersih
dan tidak berkarat. Cabang untuk okulasi ini sebaiknya tidak berdaun (daunnya sudah
rontok). Entres yang baik adalah yang cabangnya
dalam keadaan tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu
muda (setengah berkayu).Warna kulitnya coklat muda kehijauan atau abu-abu muda. Entres yanng diambil dari cabang yang
terlalu tua pertumbuhannya lambat dan persentase
keberhasilannya rendah. Besar diameter cabang untuk entres ini harus sebanding dengan besarnya batang bawahnya.
Cara
perbanyakan dengan metode stek juga mengalami kegagalan, hal ini kemungkinan
disebabkan karena batang stek yang masih muda, temperatur yang terlalu tinggi,
kurangnya ketersediaan air bagi batang yang telah distek. Pada dasarnya cara
perbanyakam stek akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar,
akar yang baru terbentuk tidak tahan stress
lingkungan dan adanya sifat plagiotrop.
Plagiotrop
ialah rantingranting yang tumbuh dari batang orthotrop, yang jumlahnya banyak
sekali. Ranting-ranting ini pendek, agak kecil dan tak melekat pada tajar sebab
masingmasing, bukunya tak berakar lekat. Pada setiap buku tumbuh sehelai daun
yang berhadaphadapan, dan disinilah akan tumbuh malai bunga. Cabang plagiotrop
ini tumbuhnya selalu ke samping (lateral), dan pada cabang plagiotrop ini masih
bisa tumbuh ranting-ranting lagi. Inilah bagian-bagian yang selalu mengeluarkan
malai bunga ataubuah,maka ia juga disebut cabang-cabang buah. ( tanaman yang masih bertahan. Kondisi batang pada saat pengambilan berada
dalam keadaan muda dengan warna batang setengah hijau atau setengah tua dengan warna kulit batang biasanya coklat muda.
Pada saat ini kandungan karbohidrat dan auxin (hormon)
pada batang cukup memadai untuk menunjang terjadinya perakaran setek. Pada
batang yang masih muda, kandungan karbohidrat rendah tetapi hormonnya cukup tinggi. Pada kasus ini hasil setekan tumbuh
tunas terlebih dahulu. Padahal
seharusnya setek yang baik harus tumbuh akar dulu. Oleh karena itu, pada
setek yang batangnya muda memang akan sering
terjadi kegagalan. Selain itu kegagalan dalam stek dapat terjadi karena gunting
stek tidak tajam sehingga batang yang akan distek memar, Hal ini mengundang
bibit penyakit masuk ke bagian yang memar, sehingga bisa membusukkan pangkal
setek serta kondisi lingkungan dan status
fisiologi yang penting bagi tanaman sumber, diantaranya adalah:
a.
Status air. Stek
lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan stek dalam kondisi turgid.
b.
Temperatur.
Tanaman stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga 27°C.
c.
Cahaya. Durasi dan intensitas cahaya yang
dibutuhkan tamnaman sumber tergantung pada jenis tanaman, sehingga tanaman
sumber seharusnya ditumbuhkan pada kondisi cahaya yang tepat.
VII . KESIMPULAN
Untuk mendapatkan bibit yang berkualitas yang sifatnya
sama dengan induknya serta dapat memberi hasil secara cepat maka dapat
dilakukan dengan cara perbanyakan secara vegetatif buatan. Namun perlu
diperhatikan kondisi batang yang akan diperbanyak, perlakuan saat perbanyakan serta perlu memperhatikan kondisi lingkungan tumbuh sekitar
0 Response to "MAKALAH PENYIAPAN BAHAN TANAM PRBT"