PROBLEMATIKA HUBUNGAN AIR, TANAH, DAN TANAMAN_MAKALAH
Posted in |
at
4:20 AM
MAKALAH KELOMPOK
PROBLEMATIKA HATT
Pemupukan, Pengairan, Pengendalian OPT pada Tanaman Palawija
Kacang Tanah (Arachis hypogea L.)
Disusun oleh
:
KELOMPOK II
NAMA : MUHAMAD AKSAN
NIM :
20090210023
Prodi :
Agroteknologi
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2010/201
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia tanaman kacang tanah (Archis hypogeae L) menjadi salah satu
tanaman palawija yang sering dibudidayakan masyarakat. Karena kacang tanah termasuk
tanaman palawija yang berumur pendek. Jadi, tanaman ini tergolong tanaman
tanaman yang cepat menghasilkan. Kacang
memilik berbagai manfaat dan kegunaan yaitu sebagai makanan karena biji
kacang tanah berisikan senyawa yang dibutuhkan orhan – organ tubuh seperti
kandungan protein, karbohidrat, dan lemak dan juga sebagai bahan pembuat minyak
goreng.
Di Indonesia, tanaman kacang tanah biasa di tanam di
daerah dengan ketinggian di bawah 500 dpl. Dengan suhu kisaran 25oC-32oC. Selain
itu PH pada tanah juga harus selalu diperhatikan, PH yang cocok untuktanaman
kacang tanah yaitu antara 6,0-6,5, dengan tektur tanah yang gembur.
Selain kacang tanah ini merupakan makanan yang
sehat, cara pemeliharaannya pun juga relatif lebih mudah dilakukan dari
palawija yang lainnya, karena pada kacang tanah tidak terlalu membutuhkan pupuk
yang terlalu banyak. Dalam pemeliharaannya jika petani ingin mempertoleh hasil
yang baik meraka cukup mengatur kebutuhan air, pemeliharaan lahan.
B. TUJUAN
Untuk mendapatkan tanaman kacang tanah yang
berkualitas dan mutu tinggi dengan pemeliharaan
yang tepat (tepat waktu, cara dan tepat
dosis).
BAB II
PEMBAHASAN
A. IDENTIFIKASI DAN ANALISI MASALAH
Hasil wawancara petani
a.
Petani I
Nama : Sutadi
Alamat : dusun kluwih, desa balecatur
gamping sleman-yogyakarta
Jenis budidaya : kacang tanah
Luas lahan : 600 m2 jarak tanam
12x12 cm
Jenis tanah : regosol
Perngairan : tanaman kacang diairi dengan cara
disiram menggunakan gayung yang airnya
bersumber dari sungai disekitarnya, tidak dibikin saluran air.
Pemupukan : tanpa pupuk.
Pemeliharaan :Tanah dialkukan pendangkiran
(pembalikan tanah disekitar tanaman induk) dengan tujuan agar kegemburan tetap
terjaga dan dapat mematikan gulma.
Pengendalian
OPT: hama yang sering muncul yaitu tikus dan ulat daun (Prodenia litura) dan beberapa gulma. Pengendalian tikus menggunakan
pestisida phospit. Dosis secukupnya,
pemakaiannya yaitu bisa dicampurkan menggunakan padi, bangkai kepiting, dengan
cara dicampurkan dan diletakan pada lubang atau sarang tikusnya . Jika hama
tikus telah mati, maka proses pengendalian dihentikan. Ulat daun dikendalikan
dengan furadan sedangkan gulma hanya
dicabut atau didangir.
b.
Petani II
Nama : Warno
Alamat : Jln. Wates Km 5
Jenis Budidaya : Kacang tanah
Luas Lahan : 400 m2 jarak tanam (10 x 10 cm)
Jenis tanah : regosol
Pengairan :disiram, jika musim kemarau 1minggu
disiram 2 kali, jika musim basah 3kali seminggu awal tanam).
Pemupukan : pupuk kandang (kotoran hewan) dan
pembalikan tanah
Pengendalian
OPT :Hama yang sering muncul yaitu tikus,
dan ulat. Pengendalian tikus menggunakan poshpit, dosis pemakain secukupnya.
Pengendalian ulat menggunakan pestisida
Dari hasil wawancara petani tersebuit ada beberapa cara
pemeliharaan yang kurang tepat dan kurang benar, yaitu diantaranya:
1.
Teknis pengairan yang kurang sesuai
2.
Pengendalian hama dan gulma yang tidak
ramah lingkungan
B. ANALISI PERMASALAHAN
a.
Pengairan
Keadaan air pada
bedengan kacang tanah jarus selalu dijaga agar tetaplembab dan tidak kering.,
sebab kacang tanahn termasuk tanaman yang berakal dangkal selalu menghendaki
tanah yang lembab. Namun jika terlalu jenuh pun tidak dikehendaki karena pada
kondisi semacam ini justru akan merusak pertumbuhan akan. Akibatnya, akar
menjadi busuk, lama kelamaan tanaman menjadi layu dann akhirnya akan mati.
b.
Pemupukan
Dalam beberapa hal
tanaman kacang tanah ini dapat bertahan dan bertumbuh tanpa pemupuka dan akan
lebih bagus jika dilakukan pemupukan.
1. Tanpa pemupukan
Mengusahakan budidaya tanaman
kacang tanah, tanpa pemupukan dapat juga dilakukan,tetapi petani harus
memperhatikan keadaan tanah yang ditanami sudah cukup mengandung unsur hara
yang tersedia bagi tanaman.
2.
Dengan pemupukan
Pemupukan berfungsi
untuk meningkatka kesuburan tanah dan meningkatkan hasil produksi, namun jika
pemberian pupuk baik itun pupuk organic ataupun anorgaink yang berlebihan atau
tidak sesuai dosis dan pemberiannya tidak tepat waktu terhadap tanaman justru akan merusak dan dapat menurunkan
hasil produksi.
c.
Pengendalian OPT dan gulma
Pengendalian OPT dan gulma yang
tidak tepat waktu dan tepat dosis menggunakan pestisida dapat membahayakan
lingkungan sekitar yang berdampak juga pada bahaya kesehatan manusia jika
digunakan secara terus-menerus.
C.
PEMECAHAN MASALAH
Untuk
memperoleh hasil kacang tanah yang baik maka pada pemupukan, pengairan, serta
mengendalian OPT dilakukan harus tepat waktu dan tepat dosis. Dibawah ini adalah
beberapa pemecahan masalah yang bisa digunakan:
a.
Pengairan
Penanaman kacang tanam
membutuhkan sistem drainase yang baik yakni drainase yang dapat dijadikan
sarana untuk mengatur keluar masuknya air dari dan masuk ke lahan. Guna
mengatasi hali ini perlu dibuat bedengan. Bedengan ini berfungsi melancarkan
jalannya air, sehingga tanaman kacang tanah bisa terhindar dari genangan air.
Bedengan dibuat mengikuti bentuk kontur dan luas lahan yang akan ditanami.
Sebaiknya lebar bedengan dibuat sekitar 2 meter, jarak bedengan cukup 30cm,
jarak bedengan ini berfungsi sebagai saluran air dan juga sebagai jalan akses petani
saat bekerja. Tinggi bedengan kira – kira 20 cm, bedengan tidak terlalu tinggi
karena dikhawatirkan akan terlalu banyak mengambil tanah dari lapisan bawah
yang kurang baik untuk penimbunan. Sehingga tanah yang jelek bisa tercampur
dengan lapisan atas yang subur. Tanah kacang membutuhkan air sejak tanaman
berumur tiga minggu. Frekuensi pengairan pada musim kemarau ini senbaiknya
disesuaikan dengan banyaknya curah hujan, yaitu antara 6 – 8 kali dalam 1 – 2
minggu. Pengairan terhadap bedengan hendaknya dilakukan pada pagi hari ( jam
6.00 sampai dengan 8.00 pagi), atau pada sore hari (setelah jam 15.00).
hendaknya dihindarkan pengairan pada siang hari.
b.
Pemupukan
Baik dengan pemupukan
atau tanpa pemupukan petani harus memperhatikan kondisi unsure hara pada
lahannya baik.
1. Tanpa pemupukan
Untuk melakukan
pemeliharaan kacang tanah tanpa pemupukan sebaiknya tanaman kacang tanah
ditanam pada tanah bekas tanaman padi, tembakau dan lainnya. Karena setelah
padi atau tembakau dipanen ternyata pupuk yang terkandung pada bedengan
tersebut masih bermanfaat dan berguna serkali bagi tanaman berikutnya. Sebelum
ditanami tanah tersebut harus diolah semaksimal mungkin. Untuk memenuhi
kebutuhan unsur N tanaman kacang tanah sendiri dapat mengikat unusr N yang ada
diudara dengan aktivitas jasad renik.
2. Dengan pemupukan
Tanaman kacang tanah
membutuhkan unsure P untuk mengaktifkan pembentukan polong dan mempercepat pemasakan
buah. Pada umumnya yang dipakai adalah pupuk TSP. Pupuk diberikan setelah
tanaman itu berdaun dua helai, atau pada asaat tanaman berumur 1- 2 minggu.
Setiap lahan seluas 1 ha kira – kira membutuhkan pupuk 75kg, tetapi bila akan
ditambah kapur cukup diberikan sebanyak 6 – 7 kg/ha. Sedangkan pada pemupukian
dasar lebuh bagus jika menggunakann pupuk kandang atau pupuk hijau atau pupuk
kompos. Pemupukan dilakukan dengan cara meneburkan pupuk disekitar lubang atau
dibenamkan diantara 2 lubang, banyaknya pupuk dasar yang diperlukan 14 – 15
ton/ha.
c.
Pengendalian OPT dan gulma
a.
Ulat daun (Prodenia Litura f)
Hama ini merusak daun
dan bagian lainnya pada tanaman kacang tanah. Gejala menimbulkan lubang dan
bercak kuning.
Pemberantasan /
pencegahan:
1.
Sanitasi
Sanitasi dapat
dilakukan dengan cara membersihkan rumput-rumput dippematang dan sekitarnya
yang digunakan sebagai tempat berlindung atau bertelurnya ulat ini.
2.
Cara kimiawi
Pemberantasan dengan
cara ini akan lebih efektif bila diperlakuan terhadap larva yang masih muda.
Saat yang paling tepat penyemprotan adalah sore dan malam hari pada saat ulat itu menyerang
tanaman. Beberapa jenis insektisida yang efektif untuk pengendalian ulat ini
adalah sevin 85 S, Basudin D0 EC,
azodrin.
b.
Tikus
Tikus dapat dikendalikan
dengan cara membuat perangkap tikus yuang diletakan disekitar tanaman.
c.
Gulma
Gulma dikendalikan dengan cara
dicabut secara langsung samapi pada akarnya. Sejingga gulma akan tumbuh lagi
pada jangka waktu yang lama.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam rangka mendapatakan hasil produksi kacang tanah yang
maksimal maka diperlukan pemeliharaan tanaman secara intensif dan berkelanjutan
sampai kacang tanah benar menghasilkan. Baik pada saat pemupukan, pengairan,
bahkan pada pengendalian opt (organisme pengganggu tanaman) dan
gulmanya.
DAFTAR PUSTAKA
Rismunandar.1974.bertanam kacang tanah.Bandung:Tarete
AAK.1989.Kacang Tanah.Yogyakarta:Kanisus
Anonim.http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_tanah.Diakses
pada tanggal 26 Desember 2010
Anonym.http://www.scribd.com/doc/4908012/kacang-tanah.
Diakses pada tanggal 25 Desember 2010, pada pukul 23.07 WIB
0 Response to "PROBLEMATIKA HUBUNGAN AIR, TANAH, DAN TANAMAN_MAKALAH"